Terjangan badai di musim 2014/15 belum berhenti menerpa Parma. Setelah menelan rentetan kekalahan beruntun, tidak bisa tampil maksimal karena kinerja pelatih, duduk sebagai juru kunci, Parma kini diambang kebangkrutan.

Kondisi Parma saat ini sangat kritis. Para pemain dan staf belum menerima bayaran sejak musim 2014/15 dimulai. Jangankan membayar gaji, menggelar pertandingan saja sudah tidak mampu.
Keadaan ini membuat manajemen ragu apakah bisa menyelesaikan musim ini. Pasalnya, ketiadaan dana operasional klub membuat Parma tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka siap menyerah pada keadaan.
Sadar akan kondisi menyedihkan yang dialami Parma, Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) siap mengajukan tawaran peminjaman dana. Kabarnya, PSSI Italia itu siap mengeluarkan dana sebesar 72 miliar rupiah untuk Parma.
FIGC tidak bergerak sendirian, mereka akan dibantu oleh Lega Serie A, selaku operator liga Italia. Parma bisa menghindarkan diri dari kebangkrutan jika ada investor yang bersedia membeli saham klub yang bermarkas di Ennio Tardini itu.
Jika tak kunjung mendapat investor hingga 19 Maret, FIGC akan melakukan sesi dengar pendapat dengan Parma. FIGC dan Lega Serie A juga siap mengajukan bantuan untuk Parma, namun dengan sejumlah persyaratan.
Bantuan itu hanya digunakan untuk membantu Parma menyelesaikan musim ini. Setelah dipastikan terdegradasi ke Seri B, Parma akan dilikuidasi alias dibubarkan, dan memulai perjuangan dari Lega Dilettanti, kompetisi amatir liga Italia.
Sejumlah kabar di Italia menyebut bahwa Parma sudah dinyatakan bangkrut dan dipastikan terjun ke Serie B musim depan. Jika benar demikian, seluruh laga yang tersisa musim ini dianggap berakhir dengan kekalahan 0-3. Namun, belum sejuah ini belum ada pernyataan resmi dari FIGC.