Parma saat menghadapi AS Roma
Parma saat menghadapi AS Roma








Krisis finansial yang dialami Parma terus memburuk dari hari ke hari. Para pemain Gialloblu pun ikut terkena imbasnya. Selain tak menerima gaji, Alessandro Lucarelli dan kawan-kawan kini harus mencuci seragam sendiri.

Parma kini berada di ambang kebangkrutan. Juara Piala UEFA 1995 dan 1999 itu kabarnya menanggung utang yang amat besar, antara 100-200 juta euro.
Akibat krisis finansial yang dialami Parma, para pemain dan staf tak menerima gaji mereka sejak Juli 2014. Sementara itu, gaji para pegawai lainnya telah tertunggak sejak bulan November lalu. Toko merchandise Parma di Stadion Ennio Tardini telah tutup. Barang-barang di ruang ganti, seperti kursi yang biasa diduduki pelatih Roberto Donadoni, dilelang.
Pada akhir pekan lalu, laga Parma melawan Udinese di Tardini terpaksa ditunda. Pasalnya, Parma tak mampu membayar para steward untuk mengamankan jalannya pertandingan.
Saking parahnya krisis keuangan yang dialami Parma, jasa laundry untuk seragam para pemain telah ditiadakan. Para pemain pun harus mencuci sendiri seragam mereka.
“Inilah berita hari ini. Mulai besok dan seterusnya, tak ada lagi jasa laundry. Kami akan membawa pulang seragam kami untuk dicuci,” kata Lucarelli pada Selasa (24/2) lalu.
Parma kini terbenam di dasar klasemen Serie A. Mereka cuma mengoleksi sepuluh poin dari 23 pertandingan musim ini.
Belum jelas apakah Parma sanggup menjalani pertandingan tandang melawan Genoa pada Minggu (1/3) mendatang. Kalau klub tak mampu membayar biaya transportasi, Lucarelli menyatakan bahwa para pemain siap memakai mobil masing-masing untuk bertandang ke Genoa.