Innocence Muslim atau sebelumnya disebut Innocence of Bin Laden (Desert
Warrior), adalah film anti-Islam yang beredar pada September 2012 ini,
yang isinya mendiskreditkan kehidupan Nabi Muhammad. Film ini dibuat
oleh orang Mesir Amerika Nakoula Basseley Nakoula, dengan menggunakan
nama samaran dari “Sam Bacile” dan “Alan Roberts".
Pada
tanggal 8 September, film tersebut dikecam oleh partai politik Mesir.
Protes terhadap film pada tanggal 11 September 2012, semakin meluas ke
negara-negara muslim lainnya – bahkan hingga menyulut kerusuhan di
Benghazi, Libya. Hal ini dipicu oleh pemutaran film yang diproduksi oleh
warga asing dari komunitas koptik Mesir di AS, yang dianggap oleh
masyarakat Islam setempat telah menghina Nabi Muhammad. Insiden ini
bersamaan dengan peringatan 11 tahun serangan 11 September 2001 di AS.
2. Film; Fitna, (2008)
Fitna adalah film Belanda karya politikus Belanda, Geert Wilders yang merupakan pemimpin Partij voor de Vrijheid (PVV)
di parlemen Belanda. Film ini berisi pandangannya
mengenai Islam dan Qur’an. Film ini dirilis di Internet pada tanggal 27
Maret 2008.
Pembuatan
film Fitna ini sendiri dilatar belakangi oleh pengetahuan Wilders
tentang sejarah Islam. Ia merasa bahwa Islam telah mengurangi kebebasan
di Belanda dan perilakunya Muhammad tidak cocok dengan kemoralan Barat.
Namun sumber lain menyebutkan bahwa sesungguhnya Wilders adalah politisi
yang mencoba mencari keuntungan dengan dibuatnya film tersebut, Ia
adalah pendukung Yahudi. Isu Yahudi bagi seorang Wilders jelas sangat
penting tapi ini disangkal Wilders dan tidak terbukti.
Berbagai
kecaman terus muncul seiring dengan diputarnya film propaganda ini.
Sekjen PBB Ban Ki Moon mengutuk penayangan film ini. Pemerintah Iran
memanggil duta besar Belanda untuk memprotes penayangan film tersebut.
Begitu pula dengan Malaysia. Bahkan, mantan PM Malaysia Mahathir
Mohamad, menyerukan kepada seluruh ummat Islam untuk memboikot semua
produk Belanda.Sedangkan pemerintah Indonesia dengan tegas mengecam dan
mencekal Geert Wilders apabila Ia hendak berkunjung ke Indonesia.
3. Surat Kabar; Kartun Jyllands-Posten, (2005)
Kontroversi
mengenai kartun Nabi Muhammad pertama dimulai setelah dua
belas kartun Nabi Muhammad, nabi terakhir dalam agama Islam, diterbitkan
di surat kabar Jyllands-Posten; 30 September 2005. Jyllands Posten adalah surat kabar terbesar di Denmark.
Enam dari kedua belas kartun tersebut diterbitkan ulang di surat kabar Mesir, El Faqr, pada 30 Oktober 2005 untuk mendampingi sebuah artikel yang mengkritik keras tindakan Posten,
namun saat itu kartun-kartun ini belum mendapat perhatian yang besar di
luar Denmark. Hanya pada Desember 2005, saat Organisasi Konferensi
Islam mulai menyatakan penentangannya, barulah kontroversi ini
menghangat di dunia. Sebagian dari kartun tersebut diterbitkan di surat
kabar Norwegia, Magazinet, pada tanggal 10 Januari 2006. Koran Jerman, Die Welt, surat kabar Perancis France Soir dan banyak surat kabar lain di Eropa dan juga surat kabar di Selandia Baru dan Yordania.
Di Indonesia, tercatat ada dua media massa menerbitkan kartun-kartun ini, masing-masing Tabloid Gloria (5 kartun) dan Tabloid PETA. Pemimpin redaksi (pemred) Gloria kemudian meminta maaf dan menarik penerbitannya, sedangkan pemimpin umum dan pemred PETA dijadikan tersangka.
Submission
(2004) adalah sebuah film singkat berdurasi 11-menit dalam bahasa
Inggris yang disutradarai oleh Theo van Gogh dan ditulis oleh Ayaan
Hirsi Ali (mantan anggota DPR Belanda untuk Partai Rakyat Kebebasan dan
Demokrasi). Judul film adalah terjemahan langsung dari kata “Islam”.
Film ini bercerita tentang empat karakter fiksi yang dimainkan oleh
aktris tunggal mengenakan jilbab, namun dibalut dalam tubuh tembus
pandang yang ditato dengan ayat-ayat dari Al-Qur’an . Karakter adalah
perempuan Muslim yang telah disalahgunakan dengan berbagai cara.
Sebagai reaksi dari film tersebut, sutradara van Gogh dibunuh oleh seseorang yang menganggap film tersebut telah menghina Islam.
5. Buku; The Satanic Verses, (1988)
The Satanic Verses adalah novel ke-empat
karya Salman Rushdie, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1988,
dan sebagian terinspirasikan dari kisah hidup Muhammad. Judulnya merujuk
pada apa yang diketahui sebagai ayat-ayat setan. Dalam novel ini, sang
tokoh utama yang bernama Mahound (yang kemungkinan besar merujuk
pada Muhammad) diceritakan secara kilas balik paralel dengan dua tokoh
utama lainnya Gibreel Farishta dan Saladin Chamcha.
Di Britania
Raya, novel ini diterima dengan baik oleh para kritikus, dan menjadi
finalis Booker Prize tahun 1988, walaupun dikalahkan oleh Oscar and Lucinda karya Peter
Carey yang memenangkan Whitbread Award 1988 untuk novel terbaik tahun
itu. Namun di komunitas Muslim, novel ini menghasilkan kontroversi yang
luar biasa. Buku ini tidak boleh beredar di India, dan banyak dibakar
pada demonstrasi di Britania Raya. Novel ini juga
menyulutkan kerusuhan di Pakistan pada tahun 1989. Bahkan pemimpin Iran
ketika itu, Ayatollah Ruhollah Khomeini sampai mengeluarkan fatwa
memerintahkan semua umat Muslim untuk membunuh Rushdie.
Kasus Beruang Tedy Sudan, 2007
Kasus
teddy bear Sudan, adalah sebuah kasus penghujatan yang dilakukan guru
Inggris Gillian Gibbons yang bekerja di Sekolah Tinggi Unity di Sudan
pada tahun 2007. Gillian Gibbons lahir pada tahun 1953 dan memperoleh
BEd dari CF Mott College of Education di Prescot pada tahun 1975. Ia
ditangkap karena diduga menghina Islam dengan menamakan boneka beruang
“Muhammad” pada kelasnya. Setiap Muslim mengutuk setiap penggambaran
Nabi Muhammad, dalam bentuk apapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kalau Mau Komentar Yang Baik Ya :)
Menggunakan Kata2 Kasar Akan Saya Hapus !!